Kamis, 04 Maret 2010

MEMBIBIT KELAPA KOPYOR DARI KULTUR EMBRIO

Kelapa Kopyor, begitulah oranga menyebutnya. Setelah di teliti selama sekian lama akhirnya para peneliti menemukan cara pembibitan kelapa kopyor secara efektif. Kelapa kopyor tidak dapat dikecambahkan seperti kelapa pada umumnya, karena daging buah yang merupakan cadangan makanan tidak dapat mendukung pertumbuhan embrionya. Hal itu disebabkan karena sifat “kopyor” tadi. Dalam bahasa jawa “kopyor” artinya antara daging dan air kelapa bercampur menjadi satu, tetapi tidak larut sehingga masih terlihat ada gumpalan-gumpalan daging kelapa yang menjadi satu dengan air kelapa. Sifat kekopyoran itulah yang menyebabkan kelapa kopyor tersebut mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi, karena memiliki daging buah yang bertekstur gembur serta rasa yang gurih.

Selama ini kelapa kopyor merupakan buah langka, karena hanya dihasilkan dari pohon yang memiliki gen atau pembawa sifat kopyor saja. Jadi dari sebuah hamparan kebun kelapa, belum tentu ditemukan kelapa kopyor. Sementara itu permintaan dari kafe/restoran cukup besar, menyebabkan kelapa kopyor mempunyai nilai jual yang tinggi. Para peneliti Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan telah berhasil mengembangkan bibit kelapa kopyor secara komersial melalui teknik kultur embrio. Teknik kultur embrio memungkinkan dirakitnya bibit kelapa kopyor melalui pengkulturan embrionya secara in vitro pada media buatan.

Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan merekomendasikan bibit kelapa kopyor untuk ditanam di areal yang tidak berdekatan dengan kelapa biasa. Minimal dalam penanamannya mempunyai jarak maksimal 500 m. Untuk mencapai produksi maksimal disarankan ditanam pada lahan dengan ketinggian 200 dpl dengan jarak tanam 9 x 9 m atau populasi pohon antara 100 -140 phon per hektar. Sedangkan lubang tanam dibuat minimal 30 hari sebelum tanam dengan ukuran 50x50x50 cm. Tanah galian lapisan atas dicampur kompos atau pupuk kandang sebanyak 10 kg, kemudian dimasukkan ke lubang tanam dua minggu sebelum tanam. Sebaiknya penanaman dilakukan pada musim hujan, dengan diberi naungan paranet yang mempunyai intensitas cahaya 50%.

KELAPA KOPYOR

Kelapa Kopyor adalah kelainan genetik pada buah kelapa. Ciri kelainan ini adalah "daging buah" yang empuk atau terlepas dari tempurungnya, jumlah air kelapa sedikit, dan aroma yang khas yang berbeda dari daging kelapa biasa. Sifat ini merupakan hasil mutasi spontan di bagian mayang yang bersifat setempat (biasa dikenal dalam botani sebagai chimera). Perubahan sifat ini dapat terjadi pada saat setelah pembuahan atau bahkan sebelumnya. Buah kelapa kopyor dapat dikenali dengan dengan menggoyang-goyangkan buah ke kiri dan ke kanan, dan akan terdengar bunyi seolah buah kelapa tersebut bukan terisi air tetapi terisi pasir.

Buah kelapa kopyor sangat disukai karena rasanya yang menyegarkan bila disajikan sebagai minuman. Kegunaan lainnya ada sebagai bahan kue, baik kue kering maupun kue basah. Nilai ekonomisnya juga sangat tinggi. Jika dibandingkan dengan kelapa biasa, harga kelapa kopyor dapat mencapai empat sampai lima kalinya. Dengan teknik kultur jaringan orang dapat membuat kelapa yang mampu menghasilkan 70-90% buah kelapa kopyor.

Harga Kelapa Kopyor Pati Meningkat

Harga Kelapa Kopyor Pati Meningkat

Sabtu, 05 September 2009 | 11:52 WIB

TEMPO Interaktif, Pati - Harga kelapa kopyor di tingkat petani Pati meningkat dari kisaran Rp 15-20 ribu menjadi Rp 25-30 ribu perbutir karena tingginya permintaan selama Ramadan.

Pati memang menjadi salah satu pusat kelapa kopyor dengan produksi total hampir satu juta butir setahun. Setiap hari, total wilayah itu bisa menghasilkan sekitar 2.000 butir. "Ini sudah maksimal (jumlahnya)," ucap Fadelan, petani asal Desa Sambiroto, Kecamatan Tayu.

Sedang permintaan selama Ramadan sangat tinggi. "Paling sedikit ada 1.000 butir dikirim ke kota- kota besar," ucap Endang, pedagang kelapa kopyor asal Dukuh Seti, Pati, Sabtu (5/9). Padahal hari biasa ia biasa mengirim 500 butir.

Tingginya permintaan ini mengakibatkan harga meningkat, termasuk di tingkat petani. Harga kelapa kopyor kecil yang biasanya hanya Rp 15 ribu, kini Rp 25 ibu. Yang besar, dari Rp 20 ribu menjadi Rp 25 ribu sebutir.

Kelapa kopyor banyak ditanam petani di Kecamatan Dukuhseti, Tayu, Margoreyoso, Wedarijaksa, Gunungwungkal, dan Cluwak. "Tanaman kelapa tersebar di areal 850 hektare," ucap Ir. Mulyono, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pati.

Total ada sekitar tujuh ribu batang kelapa kopyor di Pati. Setiap pohon--jenis yang ditanam genjah merah, genjah kuning, dan genjah hijau--akan menghasilkan 10 butir kelapa dan enam diantaranya kopyor.

Tahun lalu hama kwangwung (Oryces rhinoceros) memaksa produksi kelapa kopyor turun. "Setelah para petani diberikan bimbingan dan penyuluhan, hawa kwangwung dapat diberantas," ucap Mulyono.

Dinas juga bekerjasama dengan Balai Penelitian Kelapa Menado agar kelapa kopyor di sana tetap bagus.

Sumber: www.tempointeraktif.com (Sabtu, 05 September 2009)