Selama ini kelapa kopyor merupakan buah langka, karena hanya dihasilkan dari pohon yang memiliki gen atau pembawa sifat kopyor saja. Jadi dari sebuah hamparan kebun kelapa, belum tentu ditemukan kelapa kopyor. Sementara itu permintaan dari kafe/restoran cukup besar, menyebabkan kelapa kopyor mempunyai nilai jual yang tinggi. Para peneliti Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan telah berhasil mengembangkan bibit kelapa kopyor secara komersial melalui teknik kultur embrio. Teknik kultur embrio memungkinkan dirakitnya bibit kelapa kopyor melalui pengkulturan embrionya secara in vitro pada media buatan.
Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan merekomendasikan bibit kelapa kopyor untuk ditanam di areal yang tidak berdekatan dengan kelapa biasa. Minimal dalam penanamannya mempunyai jarak maksimal 500 m. Untuk mencapai produksi maksimal disarankan ditanam pada lahan dengan ketinggian 200 dpl dengan jarak tanam 9 x 9 m atau populasi pohon antara 100 -140 phon per hektar. Sedangkan lubang tanam dibuat minimal 30 hari sebelum tanam dengan ukuran 50x50x50 cm. Tanah galian lapisan atas dicampur kompos atau pupuk kandang sebanyak 10 kg, kemudian dimasukkan ke lubang tanam dua minggu sebelum tanam. Sebaiknya penanaman dilakukan pada musim hujan, dengan diberi naungan paranet yang mempunyai intensitas cahaya 50%.